A. Asal Usul Desa Jangkrikan
Pada zaman dahulu Desa Jangkrikan terkenal dengan hasil pertaniannya, mulai dari padi, jagung, ketela, sayur-sayuran, hingga palawija. Konon tanah di Desa Jangkrikan sangat subur, sehingga kehidupan masyarakat desapun bisa dikatakan makmur.
Asal mula pemberian nama desa ini bermula dari musyawarah yang dilakukan para tokoh agama, yaitu mengambil cerita dari para kyai sepuh dan tokoh masyarakat dengan cerita yang turun temurun. Pada zaman dahulu Desa Jangkrikan berupa lahan perbukitan yang saat dahulu kala terdapat beberapa kampung, yang di kelola oleh beberapa tokoh sakti:
- Kampung Sutaragen oleh Kyai
- Mbah Kyai Ridin Mengelola Kampung Siridin.
- Mbah Jaya Sentana dan Mbah Jaya Dinangga yang akhirnya dikenal Mbah Irsyat tidak diketahui kapan meninggalnya. Beliau ditemukan di pesanggrahan sudah berupa seonggok tulang, maka akhirnya di kenal Mbah Balung mengelola Kampung Pungangan.
- Mbah Kyai Sawo mengelola kampung atau padukuhan Polowono.
- Kyai Bandung merupakan penguasa kampung Pengarengan dan Simarong.
- Kyai Sitaligara dan Kyai Sitaligawe yang menguasai padukuhan Sabrangkidul dan Siwerak yang diteruskan oleh Kyai Karso.
- Para pendahulu tersebut merupakan keturunan dan kerabat dari orang yang dikenal dengan nama Mbah Jangkrik yang memiliki nama asli Kwalid Bin Abas Bin Mahmud.
Konon cerita, sebelum diteruskan oleh para generasi tersebut diatas, suatu ketika datang seorang yang sakti dan bijaksana yang bernama Kyai Jangkrik. Beliau adalah seorang pendekar sakti yang memiliki beberapa kelebihan atau kesaktian diantaranya mampu menghilang (dalam bahasa Jawa aji Panglimunan) dan mengecoh lawan dengan kepiawaiannya bersiul yang mirip suara jangkrik, maka dikenal Mbah Jangkrik. Beliau berasal dari Kasultanan Yogyakarta Hadiningrat. Mbah Jangkrik ialah seorang pejuang yang melawan penjajahan Belanda. Beliau datang ke lahan perbukitan yang konon ceritanya mengungsi setelah dikejar oleh Belanda dari wilayah Kaliwungu hingga bertahun-tahun yang akhirnya menyatu dengan warga di sekitar hingga tercetus memberi nama Desa Jangkrikan. Desa Jangkrikan didirikan pada tanggal 20 September 1853 yang terdiri dari 20 dukuh dan tiga dusun yaitu:
- Dukuh Pungangan
- Dukuh Ngemplak
- Dukuh Santren
- Dukuh Tanjungsari
- Dukuh Sipete
- Dukuh Siridin
- Dukuh Sutaragen
- Dukuh Siringin
- Dukuh Krajan
- Dukuh Sabrangkulon
- Dukuh Sabrang Kidul
- Dukuh Sidurenbalak
- Dukuh Siwerak
- Dukuh Sabrangkidul
- Dukuh Sijati
- Dukuh Sikarang
- Dukuh Duluran
- Dukuh Polowono Atas
- Dukuh Simarong, dan
- Dukuh Pengarengan
Adapun dusun-dusun tersebut yaitu Dusun Pungangan, Dusun Krajan, dan Dusun Polowono yang nama aslinya tidak dikenal.
B. Pemimpin Desa
Pemimpin Desa sebelum tahun 1917 belum dikenal dan belum diketahui riwayatnya serta belum mengenal sistim tata negara penguasa. Masa kepemimpinan pemerintahan Desa Jangkrikan sejak tahun 1820 hingga sekarang adalah sebagai berikut:
- Demang / Glondong Sawo dari tahun1917 -1926.
- Demang / Glondong Sarman tahun1926 -1928.
- Demang Yahyorejo bin Nur Muhamad mertua dari Cokromihardjo dari tahun 1928-1948, di zaman ini mulai perubahan dari demang menjadi lurah.
- Lurah Towilun Cokromihardjo dari tahun 1948 -1990.
- Kepala Desa Japar Sodiq dari tahun 1990 -1994.
- Kepala Desa Ribut Eko Yuhdi dari tahun 1994 -1998, menantu Cokromihardjo yang meninggal saat masih menjabat.
- Kepala Desa Darman Darmo Wasito dari tahun 1998 – 2006.
- Kepala Desa Budi Widaryanto dari tahun 2007 – 2019.
- Kepala Desa Bambang Nursahid dari tahun 2019 – sekarang. Yang dalam perjalanan Desa Jangkrikan mengalami peristiwa menyenangkan dan menyedihkan.
C. Catatan Sejarah Desa Jangkrikan
Tahun Kejadian
|
Peristiwa Baik
|
Peristiwa Buruk
|
1943
|
Perubahan wilayah Polowono Bawah masuk ke Desa Jangkrikan yang tadinya masuk Dusun Mejing, Desa Tegeswetan. Kepentingan politik yang dibangun adalah agar jalan raya dapat dibangun melalui Desa Jangkrikan.
|
Melepas wilayah Dukuh Duluran masuk ke wilayah Desa Tegeswetan
|
1947-1948
|
Pembangunan jalan Cawangan - Jangkrikan yang dibangun secara gotong royong dari beberapa desa di wilayah Kepil Barat.
|
-
|
1950-1951
|
-
|
-
|
1964-1966
|
Keberhasilan tokoh desa bersama masyarakat Menangkap gembong G 30 S PKI bernama Letnan Yusman.
|
Desa Jangkrikan dijadikan persembunyian gembong /penggerak G 30S PKI yang terjadi pada 30 September 1965.
|
1970
|
-
|
-
|
1973 - 1980
|
-
|
Gagal Panen 4 musim tanam karena hama tikus menyerang persawahan di kawasan Desa Jangkrikan dan sekitarnya.
|
1980-1981
|
-
|
-
|
1982-1984
|
-
|
-
|
1986-1988
|
Pembangunan Balai Desa di ujung desa bagian selatan oleh Kepala Desa Japar Sodiq
|
-
|
1988 - 1988
|
-
|
-
|
1999
|
Perubahan demokrasi terpimpin dengan pergerakan reformasi menuju demokrasi.
|
-
|
2001 - 2002
|
-
|
Perkelahian pemuda antar desa, pemuda Jangkrikan dengan pemuda Tegalsari dengan korban sepeda motor milik warga desa Tegalsari dibakar hangus.
|
2003
|
Terbentuknya perkumpulan Pemuda.
|
-
|
2007
|
Rehab berat balai desa menjadi gedung olahraga.
|
Kurang akuntabilitasnya
|
2008
|
PBB Lunas pertama sejak ada desa Jangkrikan.
|
-
|
2014
|
Mulai ada Dana Transfer Desa yang menyebabkan pesatnya pembangunan desa.
|
-
|
2016
|
Pertama kali dibentuk BUMDes Jangkrikan.
|
-
|
Tabel 2.7 : Kejadian di Desa Jangkrikan